Belakangan ini, video seorang pendaki wanita yang berjilbab dan terlihat berjoget di puncak Gunung Rinjani membuat heboh jagat maya. Aksi ini menjadi viral karena dianggap kontroversial oleh sebagian netizen. Berikut adalah rangkuman kejadian, reaksi publik, serta bagaimana sang pendaki merespons hujatan yang datang.
Apa yang Terjadi
- Pendaki perempuan berinisial RN mendaki Gunung Rinjani melalui jalur Kandang Sapi, Bawak Nao, Desa Sajang, Lombok Barat, sekitar 16 September. Dia ditemani pemandu dan porter.
- Saat tiba di puncak, RN terekam berjoget ala TikTok di area yang disebut pinggir jurang. Dalam video, ada momen dia nyaris kehilangan keseimbangan.
- Video tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun @rinjaniindonesia. Unggahan ini memicu pro-kontra: sebagian orang menganggapnya lucu atau sebagai ekspresi kebahagiaan, sebagian lain menganggapnya tidak pantas karena dianggap mengabaikan risiko dan nilai kesakralan alam.
Kritik yang Muncul dari Netizen
- Banyak komentar menyebut bahwa Gunung Rinjani bukan hanya objek wisata, tapi juga tempat dengan nilai spiritual dan budaya tinggi, sehingga pendaki seharusnya menjaga sikap dan adab. terkininetwork.com+1
- Beberapa netizen mengecam aksi joget di bibir jurang karena dianggap berbahaya, bisa memicu kecelakaan jika tidak hati-hati. detikcom+1
- Ada pula tudingan bahwa pendaki modern makin terobsesi tampil di media sosial, sehingga melakukan hal-hal ekstrem atau “konyol” untuk viral. Banyak yang melihat ini sebagai efek dari FOMO (fear of missing out) atau keinginan populer di medsos. Pojok Baca – Tak Hanya Sekedar Berita+1
Respon Pendaki
- RN menyatakan, videonya diambil dalam kondisi yang ia anggap aman, dan dia menyadari batas bahaya. Dia mengatakan tidak berada terlalu ke pinggir jurang seperti yang diasumsikan banyak orang. detikcom
- Dia juga menyebut telah beberapa kali melakukan pendakian, jadi ia mengklaim tahu mana lokasi yang aman dan mana yang tidak. detikcom
- RN keberatan video tersebut diunggah ulang oleh pihak lain tanpa izin, terutama karena banyak komentar negatif dan asumsi yang tidak benar terhadap dirinya. Ia merasa di-bully oleh netizen. detikcom+1
Pelajaran & Refleksi
- Kejadian ini menimbulkan diskusi penting tentang etika pendakian: bagaimana seseorang yang berada di alam bebas sebaiknya menjaga ketertiban, keselamatan, dan rasa hormat terhadap budaya lokal dan alam. terkininetwork.com+1
- Pentingnya mempertimbangkan konteks: lokasi, keselamatan, dan makna spiritual atau budaya tempat mendaki. Tidak semua yang viral berarti baik atau pantas.
- Bahwa media sosial memiliki kekuatan besar dalam menyebarkan opini — viralitas bisa membawa konsekuensi positif maupun negatif bagi orang yang muncul di konten.
- Juga menyadarkan bahwa izin dan persetujuan publikasi konten adalah hal yang penting — terutama untuk hal-hal pribadi yang bisa menimbulkan reaksi publik.
Tinggalkan Balasan